Kritik Arsitektur (Triansyah.M-4TB01-27312473)

tugas

 

ABSTRAKSI

 

Triansyah Martadijaya, 27312473

Judul : FASILITAS UMUM DI JALAN MARGONDA RAYA NO.56 PANCORAN MAS DEPOK

Jurusan Teknik Arsitektur. Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan.

Universitas Gunadarma

 

Jumlah Halaman II + 10

 

Pengamatan dilakukan di Jalan Margonda Raya No. 56 Kelurahan Depok, Pancoran Mas Depok. Tujuan dari pelaksanaan pengamatan ini adalah untuk menambah pengetahuan mengenai pentingnya fasilitas umum untuk warga sekitar maupun warga pendatang, mengetahui keadaan dan kondisi lapangan secara langsung, serta mengetahui dampak baik dan buruknya apabila fasilitas umum tidak dijaga dengan baik, juga membandingkan ilmu yang di dapat di bangku kuliah dengan di lapangan. Kesimpulan yang di dapat dari hasil pengamatan berupa mengetahui seberapa pentingnya fasilitas umum untuk masyarakat, mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi disekitar serta bagaimana solusi untuk memecahkan masalah tersebut.

 

 

Kata kunci : Fasilitas Umum, Pedestrian, Jembatan Penyebrangan Orang


BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berkembang, Baik itu dari segi Ekonomi, infrastruktur dan juga dari segi peningkatan populasi manusianya. oleh karena itu pemerintah perlu memberikan fasilitas umum seperti ruang publik di setiap daerah. Semakin banyaknya ruang publik, maka bisa semakin menguntungkan masyarakat indonesia, Karena bisa sebagai sarana hiburan, tempat berkumpul, tempat berolahraga atau bisa menarik wisatawan yang sedang mencari destinasi wisata. Terbentuknya ruang publik masih belum sesuai dengan harapan. Karena meningkatnya kuantitas bangunan pemukiman atau gedung-gedung tinggi yang tidak di imbangkan dengan adanya ruang publik. Penataan kota akan lebih baik jika memiliki banyak ruang publik, sebagai  terwujudnya ruang yang nyaman, produktif dan berkelanjutan.

Ruang publik dapat di artikan sebagai tempat atau ruang yang dapat diakses atau dimanfaatkan oleh warga atau masyarakat secara cuma-cuma tanpa mengambil keuntungan dan bisa digunakan masyarakat secara bersama-sama baik secara individu maupun berkelompok tanpa terkecuali. Karena adanya kebutuhan akan tempat untuk bertemu, berkomunikasi, atau hanya untuk sekedar tempat refresing bersama keluarga. ruang publik dapat berkaitan dengan sosial, ekonomi, dan budaya. Dengan adanya ruang publik juga dapat sedikit mengurangi polusi udara dan penyerapan air tanah karena misalnya di taman diberi pohon penyejuk dan berbagai jenis tanaman untuk menghiasi taman.

 

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini adalah :

  1. Memahi pentingnya fasilitas umum bagi masyarakat.
  2. Mengetahui setiap permasalahan yang ada pada fasilitas umum di daerah Depok.

 

 

BAB II

KAJIAN TEORI

 

2.1 Jalur Pedestrian

 

Jalan pedestrian (jalan pejalan kaki) disamping mempunyai unsur kenyamanan bagi pejalan kaki juga mempunyai andil bagi keberhasilan pertokoan dan vitalitas kehidupan ruang kota.

Sistem pedestrian yang baik akan mengurangi ketergantungan pada kendaraan bermotor di pusat kota, menambah pengunjung ke pusat kota, meningkatkan atau mempromosikan sistemskala manusia, menciptakan kegiatanan usaha yang lebih banyak, dan juga membantu meningkatkan kualitas udara.

 

Jalur pedestrian merupakan wadah atau ruang untuk kegiatan pejalan kaki melakukan aktivitas dan untuk memberikan pelayanan kepada pejalan kaki sehingga dapat meningkatkan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan bagi pejalan kaki. Serta jalur pedestrian merupakan suatu wadah yang tidak nyata akan tetapi dapat dirasakan manusia. Jalur pedestrian merupakan suatu ruang publik dimana pada jalur tersebut juga terjadi interaksi sosial antar masyarakat. Terkadang dalam suatu perancangan kota, jalur pedestrian tersebut terlupakan untuk dirancang agar memberikan kenyamanan bagi para penggunanya. Contohnya, jalur pedestrian yang dipenuhi oleh pedagang kaki lima walau bukan berarti pedagang kaki lima tersebut harus disingkirkan; ketinggian trotoar yang tidak sama sehingga menyulitkan pejalan kaki yang naik turun, dan sebagainya.

 

Padahal jalur pedestrian memiliki fungsi utama yaitu menampung segala aktivitas pejalan kaki dan faktor elemen pendukung yang dapat mempengaruhi kenyamanan pedestrian, antara lain : keadaan fisik, sitting group, vegetasi atau pohon peneduh, lampu penerangan, petunjuk arah dan yang lainnya. Jalur pedestrian yang fungsional memiliki faktor pendukung yang membentuknya, antara lain : dimensi atau faktor fisik ( yang meliputi panjang, lebar, dan ketinggian dari area pedestrian itu sendiri ), aksesibilitas pedestrian, pelaku atau pengguna, frekuensi aktivitas yang terjadi, hubungan dengan lingkungan sekitarnya ( kawasan permukiman, perkantoran, perdagangan, dan magnet kota yang mendukung terjadinya interaksi sosial ).

 

Disamping hal tersebut terdapat pula faktor psikis, antara lain keamanan ( sampai sejauh mana jalur pedestrian tersebut memberikan rasa aman bagi penggunanya, baik rasa aman dari jalan maupun dari pedestrian itu sendiri ), kenyamanan ( apakah jalur pedestrian tersebut telah memberikan kenyamanan bagi penggunanya serta apakah faktor – faktor yang mendukung kenyamanan telah terpenuhi seperti : suasana dan kesan, sirkulasi yang tercipta apakah telah memenuhi standart kenyamanan, elemen pendukung yang lengkap).

 

Isu utama perancangan jalan pedestrian menyangkut “keseimbangan”

seberapa untuk pejalan kaki dan seberapa untuk kendaraan. Di samping itu,

keselamatan pejalan kaki juga menjadi isu utama. Selain itu, di Indonesia, dan juga

di beberapa negara berkembang lainnya (antara lain: Muangthai), jalan pedestrian

sering berkaitan dengan masalah kakilima (pedagang sektor informal).

Apabila ruang pejalan kaki lebih luas daripada yang diperlukan maka terasa “sepi”,  bila kurang akan terasa padat atau sesak  Kepadatan ini seringkali baik karena kerumunan orang akan menarik perhatian orang lain untuk mendekat dan ikut

bergabung.

 

Ada contoh jalan pedestrian sengaja dibuat lebih lebar daripada kebutuhan pejalan

kaki dengan alasan untuk juga mewadahi kegiatan pedagang sektor informal (kakilima). Kegiatan lain diperlukan untuk mendukung kehidupan jalan pedestrian, seperti: pertunjukan, penjual makanan, dan tempat janji bertemu (rendezvous points).

Macam bangunan atau fasilitas (termasuk pula: perabotan jalan) sepanjang jalan

pedestrian juga mempengaruhi hidup-matinya jalan pedestrian. Misal: bila hanya ada

kantor dan bank maka jalan pedestrian sepi; maka perlu ada toko-toko kecil atau

department store di sepanjang jalan pedestrian serta dilengkapi dengan bangku-bangku.

20160112_15535520160112_155702

Gambar 2.1 Jalur Pedestrian yang kurat terawat

(sumber: Data Pribadi, Januari 2015)

            Kritik : Jalur pedestrian di kota Depok sangat kurang nyaman dan aman untuk para pengguna jalur pedestrian. Karena banyak keramik yang rusak (retak) disepanjang jalur pedestrian , disamping itu area yang sangat kurang lebar untuk berjalan kaki yang mengakibatkan sering terjadinya tabrakan antara pejalan kaki satu dengan yang lainnya apabila jalur pedestrian sedang ramai.

Keramain yang terjadi dijalur pedestrian ini sekitar pukul 16.00-21.00 dikarenakan waktu tersebut semua pegawai pulang dari kantornya. Selain lantai keramik yang rusak/retak di area jalur pedestrian ini juga terlihat tumpukan sampah yang dibuang dipinggir jalan raya dikarenakan dijalur pedestrian tersebut sangat kurangnya tempat sampah yang seharusnya disediakan oleh pemerintah kota.

Kemacetan didekat jembatan penyebrangan terminal juga sering terjadi akibat banyaknya angkutan kendaraan umum yang berhenti mencari penumpang. Kemacetan dapat mencapai beberapa km dari jembatan penyebrangan dekat terminal hingga depan kantor wali kota.

 

20150609_091733

Gambar 2.2 Jalur Pedestrian yang digunakan parkir

(sumber: Data Pribadi, Januari 2015)

            Di jalur pedestrian ini juga terlihat masih ada yang parkir motor di area pedestrian yang menyebabkan sedikit terganggunya pengguna jalur pedestrian di waktu tertentu karena area yang sudah kecil akan menjadi kecil lagi.

Semestinya disediakan area parkir umum untuk mencegah kejadian seperti itu dan kesadaran pengguna jalan harus lebih besar lagi, karena apa yang dilakukannya dapat merugikan orang lain.

Pada siang hari jalur pedestrian terasa sangat panas dikarenakan sedikitnya pepohonan yang berada disepanjang jalur pejalan kaki, hal ini salah satu faktor mengapa warga enggan untuk menggunakan jalur pejalan kaki untuk menaiki angkutan umum atau ke tempat yang ditujunya.

Di sepanjang jalur pedestrian juga tidak terlihat adanya bangku-bangku untuk warga duduk beristirahat sejenak  dan pada jalur pedestrian tidak terlihat adanya jalur khusus penyandang disabilitas.

Gambar 2.3 Jalur Pedestrian yang kurat terawat

(sumber: Data Pribadi, Januari 2015)

 

Kebersihan dan perawatan di fasilitas umum sangat kurangnya mendapat perhatian dari para pengguna jalur pedestrian. Disepanjang jalur pedestrian masih banyak fasilitas umum yang dicoret-coret oleh orang yang tidak bertanggung jawab yang mengakibatkan area tersebut terlihat kumuh dan kotor.

 

Saran : – Disediakannya area parkir agar tidak adanya yang parkir sembarangan.

  • Melakukan perawatan rutin terhadap fasilitas umum agar terjaga kenyamanannya.
  • Memberikan sanksi/hukuman terhadap orang yang coret-coret tembok agar jera.
  • Menyediakan tempat sampah disepanjang jalur pedestrian.
  • Menyediakan tempat duduk disepanjang jalur pedestrian.
  • Melakukan penertiban lebih tegas terhadap supir yang mencari penumpang disepanjang jalan agar kemacetan dapat teratasi.
  • Memberikan jalur khusus penyandang disabilitas.

 

2.2 Perpapanan – Nama / Reklame

 

Dari segi perancangan kota, papan/nama/reklame/informasi perlu diatur agar terjalin kecocokan lingkungan, pengurangan dampak visual negatif, mengurangi

kebingungan dan kompetisi antara papan informasi publik dan papan reklame. Papan

nama/reklame yang dirancang baik akan menambah kualitas tampilan bangunan dan

memberi kejelasan informasi usaha

 

 

Dalam mewujudkan suatu fasilitas social yang baik dan nyaman ada  beberapa hal yang perlu diperhatikan:

 

(1) visibilitas (keterlihatan) papan/tanda (terpengaruh oleh faktor lokasi, tiang

penempatan, cat pantul dan sebagainya);

(2) legibilitas informasi (keterbacaan, kejelasan), yang berkaitan dengan macam dan

ukuran huruf, jarak antar huruf, lokasi, warna dasar, warna huruf dan

sebagainya); juga tetap terbaca dari kendaraan yang bergerak;

(3) “keseimbangan” antara pengendalian kesemrawutan dan penciptaan perhatian

serta sambil memancarkan pesan/informasi;

(4) keharmonisan papan nama/reklame dengan arsitektur bangunan di dekatnya;

perlu juga pengendalian ukuran tanda/papan yang mengganggu vistas kota;

(5) pengendalian pemakaian lampu kedip untuk reklame (kecuali untuk tanda

keselamatan lalulintas/tanda “hati-hati”, atau untuk bioskop dan sebagainya

 

Kritik : Di Depok pemasangan papan iklan, spanduk iklan, spanduk kampanye, dan sebagainya  masih dilakukan disembarang tempat, yang menyebabkan terlihat kumuh atau kotornya bangunan yang ada didekat tempat pemasangan spanduk tersebut.

Ukuran spanduk / papan reklame juga bervariasi, hal ini menyebabkan kesemrawutan yang menyebabkan kurang tersampaikannya informasi-informasi yang ada pada spanduk tersebut.

Ukuran tulisan dan jenis huruf pada spanduk juga bervariasi ada jenis huruf yang mudah dibaca ada juga jenis huruf yang sulit dibaca, ukuran tulisan juga mempengaruhi tersampai atau tidaknya informasi yang ada pada papan reklame.

Saran : – Memberikan tempat khusus untuk memasang papan reklame.

  • Memberikan peraturan untuk menyelaraskan ukuran papan reklame.
  • Memberikan peraturan untuk menyelaraskan ukuran tulisan dan jenis huruf papan reklame.
  • Memberikan sanksi terhadap orang yang memasang papan reklame disembarang tempat.

 

2.3 Jembatan Penyebrangan Orang

 

Gambar 2.4 Jembatan Penyebrangan Orang (JPO)

(sumber: Data Pribadi, Januari 2015)

            Jembatan penyeberangan orang disingkat JPO adalah fasilitas pejalan kaki untuk menyeberang jalan yang ramai dan lebar atau menyeberang jalan tol dengan menggunakan jembatan, sehingga orang dan lalu lintas kendaraan dipisah secara fisik.

 

Jembatan penyeberangan juga digunakan untuk menuju tempat pemberhentian bis (seperti busway Transjakarta di Indonesia), untuk memberikan akses kepada penderita cacat yang menggunakan kursi roda, tangga diganti dengan suatu akses dengan kelandaian tertentu. Langkah lain yang juga dilakukan untuk memberikan kemudahan akses bagi penderita cacat adalah dengan menggunakan tangga berjalan ataupun dengan menggunakan lift.

Kesadaran warga Depok untuk menaati rambu lalu lintas masih sangat minim. Hal itu terlihat di sepanjang Jalan Margonda Raya, terutama di depan Terminal Depok. Meski pemerintah telah menyediakan jembatan penyeberangan orang (JPO), namun masih banyak warga yang memilih melintas di bawah JPO dan menerobos pagar median jalan.

Padahal Petugas Lalu Lintas Kepolisian Resor Kota Depok sudah sering kali mengingatkan para penyeberang jalan. Bahkan, mereka telah memasang tali yang memungkinkan para penyeberang tidak dapat melewati pagar buka-tutup di depan terminal. Tapi tetap saja dilewati, memang kesadarannya masih sangat kurang, kebanyakan orang lebih mementingkan cara yang instan dan cepat namun cara yang mereka lakukan sangat

membahayakan bagi diri mereka masing-masing dan dapat membahayakan pengendara motor lainnya.

Jalan Margonda Raya cukup lebar, mencapai 32 meter dan kendaraan yang melintas juga cukup padat. Namun, warga yang keluar dari terminal banyak yang tidak sabar untuk menyeberang melalui JPO. Kebanyakan menyebutkan tidak mau capek dan malas untuk naik tangga dan menyebrang melalui JPO. Kebanyakan warga, lebih memilih menerobos di sela tali pagar dibandingkan menyebrang melalui JPO.

JPO Terminal berada di antara pintu masuk dan pintu keluar terminal sehingga warga dari pintu terminal harus berjalan sekitar 50 meter untuk mencapai JPO. Banyak warga yang mengabaikan keberadaan JPO tersebut sehingga mereka memilih menyeberang jalan dengan menahan kendaraan yang melaju.

Lebarnya Jalan Margonda dan padatnya kendaraan seharus membuat warga sadar akan keselamatannya. Namun, mereka memilih menunggu jalan lenggang kemudian bersusah payah melewati pagar pembatas. Padahal, petugas telah memasang rambu “Dilarang Menyeberang” di tempat tersebut.

Kritik : Pada Jembatan Penyebrangan masih ada orang yang lewat membuang sampah pada area pot tanaman yang terdapat di area jembatan penyebrangan. Itu membuktikan kurangnya tempat sampah pada area ini. Area pot juga terlihat kurang diperhatikan dan dirawat sehingga tanaman yang ada tidak tumbuh dengan baik.

 

Pada malam hari masih minimnya penerangan yang mengakibatkan kurangnya minat masyarakat untuk menyebrang melalui jembatan penyebrangan. Selain kurang penerangan keamanan diatas jembatan juga masih kurang, hal tersebut mengakibatkan masyarakat juga berfikir dua kali untuk menyebrangan melalui jembatan penyebrangan.

 

Di atas jembatan masih banyak pedagang kaki lima yang berjualan, dengan adanya pedagang kaki lima tersebut menyebabkan kenyamanan ketika menyebrang melalui jembatan penyebrangan menjadi berkurang. Disamping itu JPO juga tidak adanya jalur khusus penyandang disabilitas yang menyebabkan sulitnya menyebrang untuk orang yang memiliki kebutuhan lebih.

 

Masih banyaknya warga yang menyebrang tidak menggunakan fasilitas JPO yang telah disediakan dengan alasan buru-buru, tidak mau capek naik tangga dan sebagainya. Padahal hal tersebut sangat berbahaya untuk mereka sendiri dan orang lain.

 

Saran : – Diberikannya tempat sampah diatas JPO.

  • Melakukan perawatan terhadap pot tanaman yang telah tersedia.
  • Memberikan lebih banyak lagi penerangan dan keamanan pada malam hari di jembatan penyebrangan agar masyarakat merasa aman dan mau untuk menyebrang di JPO.
  • Menertibkan pedagang kaki lima yang berjualan diatas JPO agar kenyamanan tetap terjaga.
  • Memberikan jalur khusus untuk penyandang disabilitas agar dapat menyebrang di JPO.

2.4 Sirkulasi dan Perparkiran

 

Perparkiran mempunyai dua dampak langsung terhadap kualitas lingkungan,

yaitu:

  1. Keberlangsungan kegiatan perdagangan di pusat kota, dan
  2. Dampak visual bentuk kota.

 

Sirkulasi dapat membentuk, mengarahkan, dan pengendalikan pola kegiatan (dan juga pembangunan)kota

 

Kritik : Disepanjang jalan raya Depok terutama jalan di depan terminal hingga tugu jam masih banyak pengendara motor yang masih berhenti sembarangan, parkir sembarangan. Hal tersebut sering sekali membuat jalan tersebut macet .

Selain pengendara motor, supir angkutan umum juga sering sekali membuat jalan tersebut macet akibat angkutan umum berhenti disembarang jalan.

 

Solusi perparkiran meliputi:

 

(1) permbangunan fasilitas parkir pada kawasan

yang belum mempunyai dengan cukup memadai, dengan mempertimbangkan

dampak visual bentuk kotanya;

(2) penggunaan ganda terhadap fasilitas parkir yang ada (misa l: parkir perkantoran yang hanya dipakai siang hari dapat digunakan untuk parkir kegiatan perdagangan di malam hari);

3) “paket parkir”, yaitu perusahaan

yang mempunyai karyawan banyak perlu punya kawasan parkir tersendiri dekat atau

jauh (remote) dari lokasi perusahaan (satu paket dengan pendirian perusahaannya)

(4) parkir di pinggir kota atau pinggir pusat kota, yang dibangun pengembang

dengan bantuan Pemerintah (dari lokasi tersebut disediakan angkutan murah

 

Perparkiran mempunyai dua dampak langsung terhadap kualitas lingkungan,

yaitu:

(1)    keberlangsungan kegiatan perdagangan di pusat kota.

(2) dampak visual bentuk kota. Sirkulasi dapat membentuk, mengarahkan, dan     mengendalikanpola kegiatan (dan juga pembangunan) kota.

Solusi perparkiran meliputi:

  1. permbangunan fasilitas parkir pada kawasan yang belum mempunyai dengan cukup memadai, dengan mempertimbangkan dampak visual bentuk kotanya.
  2. penggunaan ganda terhadap fasilitas parkir yang ada (misal: parkir perkantoran yang hanya dipakai siang hari dapat digunakan untuk

parkir kegiatan perdagangan di malam hari)

3. “paket parkir”, yaitu perusahaan yang mempunyai karyawan banyak perlu punya     kawasan parkir tersendiri dekat atau jauh (remote) dari lokasi perusahaan (satu paket   dengan pendirian perusahaannya.

parkir di pinggir kota atau pinggir pusat kota, yang dibangun pengembang dengan bantuan Pemerintah (dari lokasi tersebut disediakan angkutan murah ke pusat kota).

BAB III

KESIMPULAN

 

3.1  Kesimpulan

Kesimpulan yang di dapat dari hasil pengamatan berupa mengetahui seberapa pentingnya fasilitas umum untuk masyarakat, mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi disekitar area fasilitas umum yang terletak di Jalan Margonda Raya No. 56 Kelurahan Depok, Pancoran Mas Depok, masih kurangnya fasilitas pendukung untuk menciptakan keadaan yang nyaman, aman untuk para pengguna fasilitas umum itu sendiri, serta mengetahui bagaimana solusi untuk memecahkan masalah tersebut.

 

 

Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org

http://urbanplanology.blogspot.co.id/2011/10/jalur-pedestrian-untuk-kenyamanan.html

http://metro.tempo.co/read/news/2014/11/03/083619005/warga-depok-enggan-naik-jembatan-penyeberangan

POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

Kata “Politik” secara etimologis berasal dari bahasa Yunani Politeia, yang akar katanya adalah polis, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri, yaitu negara dan teia, berarti urusan. Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politics mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Politik merupakan rangkaian asas, prinsip, keadaaan, jalan, cara dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki. Politics dan policy mempunyai hubungan yang erat dan timbal balik. Politics memberikan asas, jalan, arah, dan medannya, sedangkan policy memberikan pertimbangan cara pelaksanaan asas, jalan, dan arah tersebut sebaik-baiknya.

Politik secara umum menyangkut proses penentuan tujuan negara dan cara melaksanakannya. Pelaksanaan tujuan itu memerlukan kebijakan-kebijakan umum (public policies) yang menyangkut pengaturan, pembagian, atau alokasi sumber-sumber yang ada.
Dengan demikian, politik membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan negara, kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan (policy), dan distribusi atau alokasi sumber daya.                                                                                                

a. Negara 
b. Kekuasaaan
c. Pengambilan Keputusan
d. Kebijakan Umum
e. Distribusi

Pengertian Strategi
Strategi berasal dari bahasa Yunani strategia yang diartikan sebagai “the art of the general” atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. Karl von Clausewitz (1780-1831) berpendapat bahwa strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk memenangkan peperangan. Sedangkan perang itu sendiri merupakan kelanjutan dari politik.

Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapat-kan kemenangan atau pencapaian tujuan. Dengan demikian, strategi tidak hanya menjadi monopoli para jendral atau bidang militer, tetapi telah meluas ke segala bidang kehidupan.

Politik dan Strategi Nasional
Politik nasional diartikan sebagai kebijakan umum dan pengambilan kebijakan untuk mencapai suatu cita-cita dan tujuan nasional. Dengan demikian definisi politik nasional adalah asas, haluan, usaha serta kebijaksanaan negara tentang pembinaan (perencanaan, pengembangan, pemeliharaan, dan pengendalian) serta penggunaan kekuatan nasional untuk mencapai tujuan nasional. Sedangkan strategi nasional adalah cara melaksanakan politik nasional dalam mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional.

Dasar Pemikiran Penyusunan Politik dan Strategi Nasional
Penyusunan politik dan strategi nasional perlu memahami pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam sistem manajemen nasional yang berlandaskan ideologi Pancasila, UUD 1945, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional. Penyusunan Politik dan Strategi Nasional Politik dan strategi nasional yang telah berlangsung selama ini disusun berdasarkan sistem kenegaraaan menurut UUD 1945. sejak tahun 1985 telah berkembang pendapat yang mengatakan bahwa jajaran pemerintah dan lembaga-lembaga yang tersebut dalam UUD 1945 merupakan “suprastruktur politik”. Lebaga-lembaga tersebut adalah MPR, DPR, Presiden, DPA, BPK, MA. Sedangkan badan-badan yang ada dalam masyarakat disebut sebagai “infrastruktur politik”, yang mencakup pranata politik yang ada dalam masyarakat, seperti partai politik, organisasi kemasyarakatan, media massa, kelompok kepentingan (interest group), dan kelompok penekan (pressure group). Suprastruktur dan infrastruktur politik harus dapat bekerja sama dan memiliki kekuatan yang seimbang. Mekanisme penyusunan politik dan strategi nasional di itngkat suprastruktur politik diatur oleh presiden/mandataris MPR. Sedangkan proses penyusunan politik dan strategi nasional di tingkat suprastruktur politk dilakukan setelah presiden menerima GBHN.

Strategi nasional dilaksanakan oleh para menteri dan pimpinan lembaga pemerintah non departemen berdasarkan petunjuk presiden, yang dilaksanakan oleh presiden sesungguhnya merupakan politik dan strategi nasional yang bersifat pelaksanaan.

Pandangan masyarakat terhadap kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, maupun bidang Hankam akan selalu berkembang karena:
a. Semakin tinggina kesadaran bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
b. Semakin terbukanya akal dan pikiran untuk memperjuangkan haknya.
c. Semakin meningkatnya kemampuan untuk menentukan pilihan dalam pemenuhan kebutuhan hidup.
d. Semakin meningkatnya kemampuan untuk mengatasi persoalan seiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan yang ditunjang oleh kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
e. Semakin kritis dan terbukanya masyarakat terhadap ide baru.

catatan : Sebagai masyarakat bangsa Indonesia yang telah mempelajari dan memahami kita dapat menarik kesimpulan bahwa politik dan strategi nasional Indonesia dapat dilaksanakan di segala bidang . Hal itu dilakukan untuk memajukan seluruh aspek kehidupan di Indonesia.

Sumber: http://id.shvoong.com/law-and-politics/1921043-politik-dan-strategi-nasional/#ixzz31vlARbHV

 

WAWASAN NASIONAL INDONESIA “Permainan Tradisional Jawa Barat”

Kehidupan anak-anak di masa lalu jauh berbeda dengan anak-anak masa kini, terutama dalam hal Permainan Anak – Anak Sunda. Anak-anak tempo dulu kerap bermain dengan alam dan kehidupannya. Sedangkan anak-anak masa kini sudah dihadapkan pada berbagai permainan yang berbau elektronik dan barang-barang jadi yang siap dibeli di toko-toko mainan maupun Super Market atau Mall. Berikut beberapa penjelasan tentang permainan di masa lalu yang sekarang hampir terlupakan oleh anak-anak bangsa Indonesia :  

  1. Oray-orayan

Permainan untuk anak-anak dengan jumlah anak sekitar 20 orang, dilakukan di tempat terbuka yang luas. Menggunakan dialog tanya jawab di antara pemain dan nyanyian-nyanyian,tidak ada unsur pertandingan, hanya sebagai hiburan pengisi waktu. Permainan ini melatih kecekatan, kesiagaan dan keterampilan berkelompok. Masih dilakukan dibeberapa daerah di Jawa Barat. 

 

Gambar

 

  1. Ngadu Muncang

Merupakan permainan anak-anak maupun dewasa laki-laki, merupakan pertandingan antara 2 orang pemilik kemiri, dapat dilakukan di tempat terbuka atau tertutup. Alat yang digunakan terdiri dari kemiri yang dipertandingkan, penggepit, bantalan yang dibuat dari kayu keras, penampang bantalan, dan gegendir/pemukul dari kayu yang keras. Disamping merupakan hiburan juga merupakan latihan memilih kemiri yang besar daya tahannya. Permainan ini masih dilakukan di beberapa daerah di Jawa Barat.Gambar

  1. Bebentengan

Permainan ini dilakukan oleh anak laki-laki atau perempuan sebanyak 16–24 orang. Permainan ini memerlukan tempat yang cukup luas dengan ukuran kira-kira 10 X 5 meter2 sehingga dapat bermain leluasa, alat yang diperlukan beberapa buah bata/batu sebagai bentengnya. Ditinjau dari segi edukatif permainan ini sangat baik bagi perkembangan bakat dan membantu pertumbuhan jasmani anak-anak karena secara tidak langsung melatih kelincahan dan kecepatan lari, juga melatih penglihatan di samping mempelajari cara mengecoh lawan.  

Gambar

  1. Congklak

Permainan ini umumnya digemari kaum wanita tua, muda dan anak-anak, dilakukan dikala waktu senggang. Alat yang diperlukan sebuah congklak terbuat dari kayu/plastik beserta 98 butir biji-bijian atau kewuk/lokan. Permainan dilakukan oleh 2 orang dapat dilakukan di lantai atau di atas meja. Permainan congkak melatih keterampilan menghitung dan melatih tanggung jawab pada diri sendiri dan rasa setia kawan.

Gambar

  1. Enggrang

Permainan biasanya ada yang menggunakan alat-alat, seperti engrang atau jajangkungan. Engrang adalah permainan berupa alat yang dibuat dari bambu, yang biasanya panjangnya melebihi tinggi badan kita, diantara buku bambu itu dipasang dua penyangga untuk kita berdiri di atas 2 bilah bambu tersebut.

Gambar

berikut 5 contoh permainan yang umum dimainkan oleh anak Jawa Barat, selebihnya masih banyak permainan yang lain yang lebih kreatif dengan ditambahkan nyanyian nyanyian khas sunda.

Catatan : 

Sebagai warga Negara yang baik semestinya kita tidak melupakan permainan masa lalu yang lebih memadukan permainan dengan lingkungan sekitar, dibandingkan dengan permainan anak-anak jaman sekarang yang sudah menggunakan alat elektronik yang membuat mereka berfikiran serba instan dan mudah. Karena permainan masa lalu banyak manfaatnya terhadap perkembangan si anak terhadap lingkungannya.

 

Daftar Pustaka

http://mangyono.blogspot.com/2013/04/permainan-anak-anak-sunda.html 

http://uniknya.com/2011/08/5-permainan-tradisional-jawa-barat/ 

Pantun tentang warga negara yang baik

Jalan-jalan ke Rusia

pulangnya membeli bubur

kita sebagai warga Indonesia

harus selalu bersikap jujur

 

siang-siang mencuci motor

ketika petang membeli es

kalau anda benci koruptor

9 April datang ke TPS

 

Beli baju ditemani mpok Juju

belinya dipasar rumput

jika ingin Indonesia maju

janganlah engkau nanti golput

 

Pergi ke kebun binatang liat itik

itiknya berjumlah ganjil

warga negara indonesia yang baik

yaitu warga Indonesia yang adil

 

pergi ke pasar membeli batik

batik yang dicari sudah habis

warga negara indonesia yang baik 

harus bisa bersikap kritis

Pantun tentang Demokrasi

 


Naik motor jatuh diaspal

motornya milik pak Dayat 

pilih caleg jangan asal

pilih yang jujur juga merakyat

 

Makan bakso ditengah saung

Makannya bareng Salman

disana bingung disini bingung

lebih baik pilih yang beriman

 

Keliling alun-alun naik delman

kelilingnya waktu siang bolong

lebih baik jadi orang beriman

dari pada jadi pembohong

 

si Doni makan soto babat

soto babatnya sekeras batu

kalau ingin Indonesia hebat

pilih saja nomor satu

 

Tugas Arsling

Latar belakang keluarga

Warga asli garut tinggal di bojonggede.

Sudah tinggal selama kurang lebih 30 tahun.

Memiliki 3 orang anak dan 2 masih tinggal  bersama.

 

Nama    : Sukirman A 

Alamat rumah  : Perum Pondok Bambu  Kuning blok A4 no 5

Agama     : ISLAM

Pekerjaan    : Pesiunan PNS

Hobi    : Lari pagi

Pendidikan    : D3

 

Nama    : Srimaya

Alamat rumah  : Perum Pondok Bambu  Kuning blok A4 no 5

Agama     : ISLAM

Pekerjaan    : PNS

Hobi    : Menjahit

Pendidikan    : S-1

 

Nama    :Merlyn P

Alamat rumah  : Perum Pondok Bambu  Kuning blok A4 no 5

Agama     : ISLAM

Pekerjaan    : Wirausaha

Hobi    : Membaca novel

Pendidikan    : S-1

 

•Peta tetangga

Kotak Merah tetangga Site Gambar

 

•Vegetasi

  Disektiar site terdapat pohon mangga, dan tumbuhan berakar kecil yang difungsikan untuk mencegah masuknya debu dari jalan raya masuk kedalam rumah.

•Acces
Gambar
 
•Transportasi

    Untuk mencapai site dapat menggunakan transportasi angkot no 05, dan bisa dengan mobil dan motor pribadi

•Topography

Hijau tua ketinggian bedanya sekitar 20cm

Gambar

 

•Ruang tamu

  terdapat 1 baris jendela yang ukurannya tidak begitu besar

Gambar

•Ruang tengah

  tidak adanya jendela pada ruangan tengah keluarga ini

Gambar

 

•Kamar tidur

  terdapat jendela tetapi kurang berfungsi dengan baik.

Gambar

•Kamar mandi

  tidak adanya cahaya yang masuk kedalam kamar mandi

Gambar

•Area tangga

  tidak adanya cahaya yang masuk dan sedikitnya udara yang masuk

Gambar

•Kesimpulan
Dengan rumah sebesar itu namun pencahayaan alami yang dapat masuk kedalam rumah sangat minim disebabkan sedikitnya jendela dan jarak rumah 1 dengan rumah yang lainnya cukup berdekatan. Arsitek rumah ini tidak memperhatikan lingkungannya.

PENGERTIAN ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN

PENGERTIAN ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN

Pengertian Arsitektur
        Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaituperencanaan kota, perencanaan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain parabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.

Pengertian Lingkungan

      Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
     Bagi sebagian besar orang, waktu mereka dihabiskan untuk terlibat dalam organisasi baik formal maupun informal. Sejak kita memasuki masa sekolah hingga hidup bermasyarakat, tentunya banyak sekali kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti, seperti kelompok paduan suara, tim olahraga, kelosmpok musik atau drama, organisasi keagamaan di lingkungan tempat tinggal, atau juga bisnis. 
     Organisasi formal merupakan sistem tugas, hubungan, wewenang, tanggung jawab, dan pertanggung jawaban yang dirancang oleh manajemen agar pekerjaan dapat dilakukan. Sedangkan organisasi informal adalah suatu hubungan jaringan pribadi dan sosial yang mungkin tidak dilakukan atas dasar hubungan wewenang formal. Organisasi informal dapat terbentuk di dalam perusahaan karena adanya interaksi antar karyawan, contohnya kelompok arisan pada suatu kantor. Organisasi informal muncul karena adanya kebutuhan pribadi dan kelompok dalam suatu organisasi. 

     Organisasi formal merupakan sistem tugas, hubungan, wewenang, tanggung jawab, dan pertanggung jawaban yang dirancang oleh manajemen agar pekerjaan dapat dilakukan. Sedangkan organisasi informal adalah suatu hubungan jaringan pribadi dan sosial yang mungkin tidak dilakukan atas dasar hubungan wewenang formal. Organisasi informal dapat terbentuk di dalam perusahaan karena adanya interaksi antar karyawan, contohnya kelompok arisan pada suatu kantor. Organisasi informal muncul karena adanya kebutuhan pribadi dan kelompok dalam suatu organisasi. 

 

PENGARUH ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN

         Seorang arsitek, adalah seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangun atau ahli lingkungan binaan.
          Istilah arsitek seringkali diartikan secara sempit sebagai seorang perancang bangunan, adalah orang yang terlibat dalam perencanaan, merancang, dan mengawasi konstruksi bangunan, yang perannya untuk memandu keputusan yang mempengaruhi aspek bangunan tersebut dalam sisi astetika, budaya, atau masalah sosial. Definisi tersebut kuranglah tepat karena lingkup pekerjaan seorang arsitek sangat luas, mulai dari lingkup interior ruangan, lingkup bangunan, lingkup kompleks bangunan, sampai dengan lingkup kota dan regional. Karenanya, lebih tepat mendefinisikan arsitek sebagai seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangun atau lingkungan binaan.
Arti lebih umum lagi, arsitek adalah sebuah perancang skema atau rencana.
“Arsitek” berasal dari Latin architectus, dan dari bahasa Yunani: architekton (master pembangun), arkhi (ketua) +tekton (pembangun, tukang kayu).
Dalam penerapan profesi, arsitek berperan sebagai pendamping, atau wakil dari pemberi tugas (pemilik bangunan). Arsitek harus mengawasi agar pelaksanaan di lapangan/proyek sesuai dengan bestek dan perjanjian yang telah dibuat. Dalam proyek yang besar, arsitek berperan sebagai direksi, dan memiliki hak untuk mengontrol pekerjaan yang dilakukan kontraktor. Bilamana terjadi penyimpangan di lapangan, arsitek berhak menghentikan, memerintahkan perbaikan atau membongkar bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang disepakati.
Namun dalam penerapan pekerjaan arsitektur jarang yang memperhatikan dampak lingkungan binaan sekitar
Pengaruh posotif pekerjaan arsitek terhadap lingkungan

  1. Memperhatikan hubungan antara ekologi dan arsitektur, yaitu hubungan antara massa bangunan dengan makhluk hidup yang ada disekitar lingkungannya, tak hanya manusia tetapi juga flora dan faunanya. Arsitektur sebagai sebuah benda yang dibuat oleh manusia harus mampu menunjang kehidupan dalam lingkugannya sehingga memberikan timbal balik yang menguntungkan untuk kedua pihak. Pendekatan ekologis dilakukan untuk menghemat dan mengurangi dampak  – dampak negatif yang ditimbulkan dari terciptanya sebuah massa bangunan, akan tetapi dengan memanfaatkan lingkungan sekitar. Contoh terapannya yaitu, munculnya trend green design.
  2. Memberikan dampak pada estetika bangunan
  3. Dapat memberikan pemecahan masalah pada tata letak bangunan atau kota.
  4. Memperhatikan kondisi lahan yang akan dibangun. Sebagai contoh bila bangunan akan didirikan pada lahan yang memiliki kemiringam, maka dengan pendekatan ekologis bisa dicarikan solusinya seperti memperkuat pondasi, atau menggabungkan unsur alam pada lingkungan dengan bangunan yang ada sehingga semakin estetis bangunan yang tercipta.

 Contoh :
        Taman ismail marzuki, Cikini, Jakarta Pusat.
        banyaknya lingkungan hijau di site bangunan tersebut dan pembuatan taman pada atap sehingga membuat dampak positif untuk mengurangi dampak global warming.

 

Pengertian ekologi

Pengertian ekologi

Secara harfiah, ekologi mengakar pada dua kata dari bahasa Yunani yakni Oikos dan jugaLogos. Oikos berarti rumah atau tempat untuk hidup. Kemudian Logos adalah ilmu. Jadi, bisa disimpulkan bahwa pengertian ekologi secara sederhana adalah ilmu yang mempelajari mahluk hidup di dalam rumahnya, atau bisa juga dikatakan bahwa ekologi adalah ilmu mengenai rumah tangga mahluk hidup. Sebagian ilmuan juga menyepakati bahwa pengertian ekologi tak lain adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan antara organisme dengan lingkungannya. Lebih spesifik lagi, pengertian ekologi bagi sebagian orang adalah ilmu yang bmencoba untuk memahami dan mempelajari hubungan antara binatang, tumbuhan, manusia dan juga lingkungannya, bagaimana mereka hidup, dimana mereka hidup, juga mengapa mereka berada di lingkungan tersebut.

Pengertian ekologi ini memang beragam, namun jika dicermati, kita bisa menarik kesimpulan bahwa inti dati ilmu ini adalah abiotik dan juga biotik. Abiotok adalah segala sesuatu yang tak hidup sementara biotok merujuk pada organisme-organisme makhluk hidup. Lebih jauh lagi, secara detil disebutkan bahwa ekoligi sebenarnya sebuah area belajar dimana pokok kajiannya adalah struktur juga fungsi ekosistem atau alam termasuk manusia di dalamnya. Ekologi adalah ilmu yang sangat dasar dan tidak menekankan pada praktek. Dengan demikian, orang yang belajar ekologi sesungguhnya mempertanyakan beberapa hal, antara lain: 

  1. Bagaimana sistem alam bekerja.
  2. Bagaimana spesies melakukan proses adaptasi terhadap lingkungan habitatnya.
  3. Hal apa saja yang mereka butuhkan dari lingkungan habitat tersebut untuk melanggengkan hidupnya.
  4. Bagaimana organisme tersebut melakukan pola interaksi.
  5. Bagaimana mereka mencukupi kebutuhannya akan unsur hara juga energi.
  6. Bagaimana organisme tersebut berlaku dalam sebuah populasi
  7. Dan masih banyak lagi lainnya.

Ekologi Dalam Sejarah

Terkait pengertian ekologi, berdasarkan kajian sejarah, tokoh yang sangat berperan adalah Ernest Haeckel. Ia adalah seorang ilmuan Biologi yang berasal dai Jerman. Ia merumuskan bahwa dalam kajian ilmiah, ekologi sebagai ilmu telah diaplikasikan sejak dahulu kala dan semakin berkembang seiring dengan perjalanan waktu dan juga selaras dengan evolusi akal manusia. Jika didasarkan pada perkembangan tersebut, maka ekologi dibagi ke dalam dua kategori yakni Enviromental Science dan juga Enviromental Biology. Dalam lingkup pengertian ekologi, kita bisa menyimpulkan bahwa aia dalah dasar dari semua pokok ilmu lingkungan, karena itu ia sering juga disebut dengan istilah Ilmu Lingkungan. Meski demikian, ekologi sebenarnya memiliki cakupan yang lebih sempit ketimbang ilmu lingkungan. 

Masih dari pengertian ekologi yang disebutkan sebelumnya, kita bisa menyimpulkan bahwa ilmu ini tidak mungkin lepas dari ilmu lainnya. Ekologi terkait dengan ilmu alam seperti fisika. Sebab ekologi juga mencakup faktor fisik seperti misalnya suhu, cahaya dan hal lain yang juga dipelajari dalam Fisika. Ekologi juga tertaut dengan ilmu Kimia juga ilmu bumi antariksa. Dalam kaitannya dengan ilmu kimia, ekologi menganalisa proses sintesis juga peristiwa kimia yang terjadi dalam tubuh organisme. Sementara itu, sama dengan kajian ilmu antariksa, ekologi juga mempelajari musim, perubahan dari siang ke malam, sedimentasi dan lain-lain. Lebih lanjut, jika merunut pada ekosistem, maka ekologi juga terkait dengan ilmu sosial sebab ia juga membahas populasi dan komunitas dari organisme.

 

 

 

Komponen Biotik dan Abiotik

Komponen Biotik

Biotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang hidup (organisme). Komponen biotik adalah suatu komponen yang menyusun suatu ekosistem selain komponen abiotik (tidak bernyawa). Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk hidup dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

  1. Heterotrof / Konsumen. Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai makanannya . Komponen heterotrof disebut juga konsumen makro (fagotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih kecil. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
  2. Pengurai / dekomposer. Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Pengurai disebut juga konsumen makro (sapotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih besar. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Yang tergolong pengurai adalah bakteri dan jamur. Ada pula pengurai yang disebut detritivor, yaitu hewan pengurai yang memakan sisa-sisa bahan organik, contohnya adalah kutu kayu. Tipe dekomposisi ada tiga, yaitu:
  • aerobik : oksigen adalah penerima elektron / oksidan
  • anaerobik : oksigen tidak terlibat. Bahan organik sebagai penerima elektron /oksidan
  • fermentasi : anaerobik namun bahan organik yang teroksidasi juga sebagai penerima elektron. komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan ekosistem yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan sebagai komponen heterotrof, tumbuhan air sebagai komponen autotrof, plankton yang terapung di air sebagai komponen pengurai, sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam air.

 

Contoh Gejala Alam Biotik

  1. Rantai makanan, yaitu perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan dimakan dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi. Karena organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan adalah tumbuhan maka tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan hijau sebagai produsen. Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga, terdiri atas hewan-hewan karnivora. Setiap pertukaran energi dari satu tingkat trofi ke tingkat trofi lainnya, sebagian energi akan hilang.
  2. Jaring- jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup lainnya.

    Komponen Abiotik

    Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup. Sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam ruang dan waktunya. Komponen abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang memengaruhi distribusi organisme, yaitu:

    1. Suhu. Proses biologi dipengaruhi suhu. Mamalia dan unggas membutuhkan energi untuk meregulasi temperatur dalam tubuhnya.
    2. Air. Ketersediaan air memengaruhi distribusi organisme. Organisme di gurun beradaptasi terhadap ketersediaan air di gurun.
    3. Garam. Konsentrasi garam memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial beradaptasi dengan lingkungan dengan kandungan garam tinggi.
    4. Cahaya matahari. Intensitas dan kualitas cahaya memengaruhi proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga pada lingkungan air, fotosintesis terjadi di sekitar permukaan yang terjangkau cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya yang besar membuat peningkatan suhu sehingga hewan dan tumbuhan tertekan.
    5. Tanah dan batu. Beberapa karakteristik tanah yang meliputi struktur fisik, pH, dan komposisi mineral membatasi penyebaran organisme berdasarkan pada kandungan sumber makanannya di tanah.
    6. Iklim. Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam suatu area. Iklim makro meliputi iklim global, regional dan lokal. Iklim mikro meliputi iklim dalam suatu daerah yang dihunikomunitas tertentu.

     

Tipe-tipe Ekosistem

Akuatik (air)

Ekosistem sungai

  •  Ekosistem air tawar

Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan  cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.

  •  Ekosistem air laut

Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah yang disebut daerah  termoklin.

  • Ekosistem estuari

Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur  intertidal yang luas atau  rawagaram. Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi. Komunitas tumbuhan yang hidup di  estuari antara lain rumput rawa garam,  ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing,  kerang,  kepiting, dan ikan.

  •  Ekosistem pantai

Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan  pasir  adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan  angin. Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.

  • Ekosistem sungai

 Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit  sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Ekosistem sungai dihuni oleh hewan seperti ikan kucing, gurame,  kura-kura, ular, buaya 

Ekosistem ini terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Efisiensi ekosistem ini sangat tinggi. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara  karang dan ganggang.  herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi  gurita, bintang laut, dan ikan karnivora. Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat pantai memiliki pasir putih.

  •  Ekosistem laut dalam

Kedalamannya lebih dari 6.000 m. Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.

  •  Ekosistem lamun

Lamun atau seagrass adlah satu‑satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan laut. Tumbuh‑tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal. Seperti hal nya rumput di darat, mereka mempunyai  tunas berdaun yang tegak dan tangkai‑tangkai yang merayap yang efektif untuk berbiak. Berbeda dengan tumbuh‑tumbuhan laut lainnya (alga dan rumput laut), lamun berbunga, berbuah dan meng hasilkan biji. Mereka juga mempunyai akar dan sistem internal untuk mengangkut gas dan zat‑zat hara. Sebagai sumber daya hayati, lamun banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.